Jam Pasir
Terdengar
jam pasir itu jatuh, dan pecah
ini
kah awal, atau ini kah akhir?
Pasir
ini merah
bagaikan
darah dalam cangkir
rantai
yang logis
Mengikat
hati meringis
hey
ini berdarah
tapi...
sakitnya tak terarah
apakah
aku jatuh cinta?
Biarlah
tetap seperti ini
sulit
di bayangkan namun sangat bermakna
wahai
waktu biarlah selamanya seperti ini
aku
sadar...
pecahan
ini akan melukaiku sampai ke dalam hati
tapi
bunga ini telah mekar
akan
aku jaga sampai hati ini mati
Terdengar
suara jam pasir itu jatuh, dan pecah ketika aku merangkul sampai
menatap tajam matanya. Ini kah awal? Atau ini kah akhir? Dari waktu
yang menetes di dalam jam pasir?. Aku ambil jam pasir ini, tapi
kenapa pasir ini berwarna merah? Tanganku berdarah membasahi lengan,
dan menetes seolah mengisi cangkir baru
Darah
ini seperti rantai yang membelenggu lenganku, entah kenapa ini sangat
logis walaupun hatiku meringis melihat darah itu tumpah tak tersisa.
Hey ini berdarah, aku kira darah ini hanya sebatas ungkapan? ini
darah dari kepingan jam pasir tapi... kenapa sakitnya tak terarah? Di
mana sakitnya? Seolah-olah sakitnya berada di sekitarku
Apakah
aku jatuh cinta? Walaupun rantai ini membelenggu aku tetap merasa
nyaman, Biarlah tetap seperti ini... Aku senang merasakannya, sulit
memang untuk di bayangkan namun ini sangat bermakna, darahku kini
yang menjadi waktu. Wahai waktu biarlah selamanya seperti ini,
biarlah aku berdarah, aku merasa waktu menjadi sangat berarti
Aku
sadar... setiap pecahan yang membuatku berdarah ini akan melukaiku
sampai ke dalam hati, tapi rasa ini telah tumbuh seperti bunga yang
telah mekar, cinta ini membunuh logika, cepat sekali tumbuh di ruang
gelap dalam hati. Pecahan ini bagaikan pedang yang siap menghujam
sampai ke dalam hati, merobek setiap kelopak bunga yang tumbuh dan
mekar di dalam hati... Aku tidak peduli lagi, akan aku jaga sampai
hati ini mati, dan akan aku kenang bagaikan tetesan air mata sampai
kering!
Komentar
Posting Komentar